Selasa, 05 Mei 2015

7 rumus kebahagian

Kawan. Dalam hidup di dunia ini semua orang inginnya sukses dan bahagia juga. Apa sih definisi sukses dan bahagia? Bagi yang baru berkunjung Cek disini. Anda yang lupa-lupa ingat silahkan cek lagi.
Pada postingan yang lalu sudah saya uraikan 3 dari 7 rumus kebahagian. Tentunya masih ingat kan? Untuk penyegaran kembali silahkan klick disini.
Bila sudah. Mari kita simak
 7 Rumus Kebahagiaan selanjutnya.
Rumus 4Kasih (Love)
Menurut Pengamatan Arvan Pradiansyah, seseorang sulit mengasihi orang lain, karena yang dia masukkan ke dalam pikirannya selalu kata-kata “di”. Yang benar, katanya, kalau bicara mengenai kasih, yang harus dipikirkan adalah bagaimana caranya menjadi orang yang lebih “dikasihi” oleh orang lain.
Maka, menurut Arvan, Pikiran seseorang harus diisi dengan “me” bukan “di”. Sebab, jika semua orang berpikir “di”, maka siapa yang “me”?!
Sebaliknya, apabila semua orang berpikir “me”, maka semua akan mendapatkan.
Jadi, pikiran kita harus diisi dengan “me” bukan “di”, karena kalau “di”, siapa yang mau menyayangi kita. Kalau “di”, kita meletakkan kebahagiaan kita kepada orang lain. Tapi kalau “me”, kebahagiaan kita ada di dalam diri kita sendiri.
Rumus 5Memberi (Giving)
Rumus sukses adalah memberi sesuatu supaya mendapatkan sesuatu yang lebih banyak lagi. Kalau modalnya 10 dan dapatnya 100, maka itu berarti sukses.
Sedangkan kebahagiaan rumusnya ialah give more accept less?! “Itulah ikhlas, yang merupakan puncak tertinggi dari ‘giving’ (pemberian), yakni ketika kita bisa memberi tanpa mengharap akan mendapatkan balasannya,” Ungkap Arvan.
Rumus 6Memaafkan (Forgiving)
Memaafkan berarti memasukkan pikiran ke dalam kepala, bahwa orang yang menyakiti itu sesungguhnya mempunyai sisi-sisi yang baik. Sebab, sering kali orang tidak mau menerima bahwa orang lain itu mempunyai hal-hal baik. Yang dimasukkan ke dalam pikiran akhirnya kejelekannya, sehingga orang sulit memaafkan. “Nah, kalau pikiran kita diisi dengan mengingat-ingat kebaikan-kebaikan dia, maka perasaan kita akan berubah, karena sesungguhnya ketika kita memaafkan itu akan memberi manfaat kepada kita sendiri, bukan kepada orang yang berbuat kesalahan kepada kita,” Tutur Arvan.
Rumus 7: Berserah diri (Surrender)
Orang yang beriman adalah orang yang ketika sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi, dia bisa menyerahkan ketidakmampuannya itu kepada Allah SWT. Sedangkan orang yang tidak beriman tidak akan bisa bahagia, karena sebagai manusia kemampuannya selalu terbatas. Nah, kalau orang yang beriman, kemampuannya menjadi tidak terbatas, karena dia punya Allah.
“Itulah yang harus kita masukkan ke dalam kepala kita. Ketika kita sudah tidak bisa ngapa-ngapain pun, kita masih bisa menyerahkan kepada Allah untuk menyelesaikan segalanya untuk kita. Itu bedanya beriman dan tidak beriman,” Kata Arvan Pradiansyah.
(Sumber: yatim/mei 2010/ hal 7)
Kawan. Mari kita sama-sama introspeksi diri. Sudah bahagia atau belum. Bila belum tidak ada salahnya memulai sekarang juga menggunakan 7 rumus kebahagiaan tersebut. Jika sudah, Semoga selalu dalam kebahagian yang penuh barokah. Amin.
Terimakasih
Tetap Semangat
Sukses Selalu
Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar