Rabu, 13 Mei 2015

Hikmah Tukang Cukur

Fadlan datang kepada seorang kyai di kampungnya. Ia merasa bingung. Sudah banyak cara telah ia tempuh, namun rezeki masih tetap sulit ia cari. Ia pun datang kepada Kyai Ahmad untuk minta sumbang saran. Kalau boleh sekaligus minta do'a dan pekerjaan darinya. Terus terang, ia sendiri kagum dengan sosok Kyai Ahmad yang amat bersahaja. Tidak banyak yang ia kerjakan, namun dengan anak 9 orang, sepertinya mustahil bila ia tidak pusing memikirkan nafkah keluarga. Tapi nyatanya, sampai sekarang Kyai Ahmad tetap sumringah di mata Fadlan. Tidak pernah ia lihat Kyai Ahmad bermuka muram seperti dirinya.
 Makanya hari itu, Fadlan datang untuk
meminta nasehat kyai tersebut. “Hidup ini adalah adegan. Kita hanya wayang, sementara dalangnya adalah Gusti Allah! Jadi, manusia itu hidup karena disuruh 'manggung' oleh Dalangnya!” Kyai Ahmad membuka penjelasan dengan sebuah ilustrasi ringan. “Gak mungkin… kalau wayang itu manggung sendiri. Pasti, ia dimainkan oleh Dalang. Sementara selama di panggung, pasti Dalang akan memperhatikan nasib wayang itu!
Begitu juga manusia… gak mungkin dia hidup di dunia, tanpa diperhatikan segala kebutuhannya oleh Gusti Allah! Sudah paham belum kamu, Fadhlan?!” Kyai Ahmad mengakhiri penjelasannya dengan sebuah pertanyaan.
“Tapi pak kyai…, kalau Gusti Allah benar menjamin hidup hamba-Nya… kenapa hidup saya seperti sia-sia begini ya… nyari nafkah saja kok susah!” Fadlan menyampaikan keluhnya. “Oh… itu karena kamu belum datang kepada Gusti Allah. Kalau kamu datang kepada Gusti Allah, hidupmu gak bakal sia-sia!” Kyai Ahmad menambahkan.
Fadhlan belum mengerti betul apa maksud sebenarnya dari kata 'datang kepadaAllah', ia pun menanyakan gambaran kongkrit tentang hal itu kepada Kyai Ahmad.
Dengan santai Kyai Ahmad menjelaskan, “Fadlan…, semua masalah di dunia ini bakal selesai asal kita datang kepada Allah. Banyak di dunia ini orang yang bermasalah, punya hutang segunung, rezeki sulit, ditimpa berbagai macam penyakit, kemiskinan, kelaparan dan lain-lain… Itu disebabkan karena mereka tidak datang kepada Allah. Kalau saja mereka datang kepada Allah, maka segala masalah mereka terselesaikan!”“Apakah hanya sesederhana itu, pak Kyai?” Fadlan bertanya dengan nada penasaran. “Ya, hanya sesederhana itu!” Pak kyai menegaskan.
Pak Kyai bercerita, “Pernah terjadi di Rusia di sebuah negeri yang terkenal atheis, seorang pria pergi ke tukang cukur. Saat rambutnya dicukur, ia terserang kantuk,untuk membangunkan pelanggannya, si tukang cukur mulai bicara: 'Pak, apakah bapak termasuk orang yang percaya tentang adanya Tuhan?' Pelanggan menjawab, 'Ya, saya percaya adanya Tuhan!' Agar pembicaraan tak terhenti, si tukang cukur menimpali, 'Saya termasuk orang yang tidak percaya kepada Tuhan!' 'Apa alasanmu?' pelanggan melempar tanya. 'Kalau benar di dunia ini ada Tuhan, dan sifat-Nya adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, menurut saya tidak mungkin di dunia ada orang yang punya banyak masalah, terlilit hutang, terserang penyakit, kelaparan, kemiskinan dan lain-lain. Ini khan bukti sederhana bahwa di dunia ini tidak ada Tuhan!' tukang cukur berbicara dengan cukup lantang.
 Si pelanggan terdiam. Dalam hati, ia berpikir keras mencari jawaban. Namun sayang, sampai cukuran selesai pun ia tetap tidak menemukan jawaban. Akhirnya, saat cukuran itu selesai, si pelanggan bangkit dari kursi dan ia berikan
ongkos yang cukup atas jasa cukuran. Tak lupa, ia berterima kasih dan pamit untuk meninggalkan tempat. Namun dalam langkahnya, ia masih tetap mencari jawaban atas perdebatan kecil yang baru ia jalani. 
Saat hendak melangkahkan kakinya keluar…. saat itu Allah Swt mengirimkan jawaban padanya. Matanya tertuju pada seorang pria gila yang berparas awut-awutan. Rambut panjang tak terurus, janggut lebat berantakan. Ia pun datang lagi kepada tukang cukur dan berkata, 'Pak, menurut saya yang tidak ada di dunia ini adalah TUKANG CUKUR!' Merasa aneh dengan pernyataan itu, tukang cukur balik bertanya, 'Bagaimana bisa Anda berkata demikian. Padahal baru saja rambut Anda saya pangkas!' 
'Begini pak, di jalan saya dapati ada orang yang kurang waras. Rambutnya panjang tak terurus, janggutnya pun lebat berantakan. Kalau benar di dunia ini ada tukang cukur, rasanya tidak mungkin ada pria yang berperawakan seperti itu!' si pelanggan menyampaikan penjelasannya. Tukang cukur tersenyum, sejenak kemudian dengan enteng ia berkata, 'Pak… bukan Tukang Cukur yang tidak ada di dunia ini. Masalah sebenarnya adalah pria gila yang Anda ceritakan tidak mau hadir dan datang ke sini, ke tempat saya… Andai dia datang, maka  rambut dan janggutnya akan saya rapihkan sehingga ia tidak berperawakan sedemikian!' 
Tiba-tiba si pelanggan meledakkan suara, 'Naaaahhhh…. itu dia jawabannya. Rupanya Anda juga telah menemukan jawaban dari pertanyaan yang Anda lontarkan!' 'Apa maksudmu?' si tukang cukur tidak mengerti dengan pernyataan pelanggannya. 'Anda khan bilang bahwa di dunia ini banyak manusia yang punya masalah. Kalau saja mereka datang kepada Tuhan, pastilah masalah mereka akan terselesaikan. Persis sama kejadiannya bila pria gila tadi datang kemari dan mencukurkan rambutnya kepada Anda!'” Kyai Ahmad mengakhiri kisah yang ia sampaikan. Terlihat Fadlan menganggukkan kepala tanda mengerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar