Rabu, 27 Mei 2015

Tips Mengajarkan Shalat Pada Anak

Tips Mengajarkan Shalat Pada Anak. Seorang bayi atau anak kecil bagaikan suatu bahan mentah yang siap di cetak oleh kedua orang tuanya, sebagaimana sabda rasul Nabi Muhammad “Setiap anak di lahirkan atas dasar fitrah, dan kedua orangtuanyalah yang menjadikan menyimpang dari fitrah tersebut,” oleh karenanya, peran orang tua sangatlah besar dalam mendidik anak atas akhlak islam, pengajaran ibadah maupun hal lain termasuk mengajarkan shalat pada anak.

                Sebagai contoh, tak sedikit orang tua mengalami kesulitan dalam mengajarkan shalat pada anak, padahal, shalat merupakan hal yang
  wajib di ajarkan pada anak sejak dari dalam kandungan. Sebenarnya mengajarkan shalat pada anak akan pentingnya shalat sudah di mulai sejak dari janin. Ibu yang senantiasa menjaga wudhu dan shalatnya pada saat dia hamil berarti telah mengenalkan shalat kepada janinnya. Makna bacaan shalat akan terekam dan akan memberikan pengaruh positif bagi si janin.

                Mau seperti apa anak kita, penanaman hal-hal yang kita inginkan dimulai dari dalam kandungan. Tentu kita masih ingat seoramg anak berusia 7 tahun penghafal Al-Quran. Kenapa bisa? Ya, karena ibunya sejak si anak masih dalam kandungan  selalu membaca Al-Quran setiap saat. Ada juga seorang anak yang sudah mahir memainkan tuts piano pada saat umur  5 tahun. Setelah ditanya kepada ibunya, ternyata dia pada saat hamil hamper setiap hari mempergunakan waktu luangnya dengan memainkan piano. Apa jadinya kalau ibu yang lagi hamil, sering bergosip, menonton sinetron atau sering bertengkar dengan suaminya???

Dari Sejak Dini
                Ketika anak memasuki usia sekolah, yaitu sekitar 7 tahun, maka mulailah anak siap untuk memasuki masa untuk mempelajari tata cara shalat yang benar. Seperti yang di jelaskan Rasulullah, “Ajarilah anakmu shalat saat usia 7 tahun.”

                Beberapa cara yang dapat dilakukan pada fase ini, yaitu mangajarkan rukun-rukun shalat melalui pendekatan praktek langsung. Misalnya pada waktu-waktu shalat orangtua mengajak anak langsung  untuk melakukan shalat dengan bimbingan. Mulai dari tata cara thaharah dan berwudhu pada anak, bagaimana membentuk barisan, shaft-shaft pada shalat di ikuti dengan praktek shalat yang benar serta menghafalkan doa-doa secara bertahap.

                Ketika berusia 10 tahun anak juga belum mau mengikuti perintah shalat, maka diriwayatkan Al-Imam Abu Dawud disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda,”Suruhlah anak-anak kalian untuk shalat ketika berumur 7 tahun dan jika telah berumur 10 tahun, namun tidak mau mengerjakan shalat maka pukullah.” Ungkapan ini perlu dimaknai dengan berhati-hati, karena makna ‘pukullah’ di sini tentu bukan melakukan hukuman dengan kekerasan fisik yang menyakitkan dan melukai anak tetapi bahwa orang tua harus menunjukkan ketidak-senangan dan konsekuensi yang sangat tegas saat anak menolak shalat.

Penghargaan
                Setiap pencapaian anak dalam belajar shalat merupakan prestasi baginya, selayaknyalah kita orangtumya memberikan penghargaan. Penghargaan tidak hanya diberikan saat prestasi akademik formal, tetapi hendaknya penghargaan diberikan ketika anak mengerjakan shalat lima waktu atau mampu membaca ayat-ayat Al-Quran.
               
                Penghargaan sebagai bentuk ekspresi agar anak mengetahui bahwa hal tersebut memang benar-benar prestasi membanggakan sekaligus membahagiakan orang tuanya. Penghargaan dari orang tua pun akan menumbuhkan sikap menghargai. Jika orangtua menghargai prestasi anak dalam ibadah maka anak pun mengharai ibadah itu. Penghargaan tidak selalu dalam bentuk barang, tetapi dengan ucapan terima kasih, pelukan ciuman, belaian yang diberikan sesudah anak mengerjakan shalat juga merupakan penghargaan yang tidak dapat diukur dengan materi.
Bagi anak-anak guru yang paling baik itu adalah contoh yang benar dari kita orangtunya.

Wallahualam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar